Wednesday, November 13, 2019

Laporan Praktikum Ekologi Hewan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Populasi sebagai kumpulan kelompok makhluk hidup yang jenis atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling tidak digambarkan secara statistic, unit sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Rakhmanda,. 2011).
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan relative dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relative biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa persatuan luas persatuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu secara absolute dan secara relative. Pada kerapatan relative jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan. Dibandingkan dengan jenis lain atau frekuensinya persatuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolute ada dua, yaitu menghitung seluruh individu dan metode sampling Soetjipta ( 1992 ).

1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu  Untuk mengetahui kelimpahan populasi serangga.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Populasi dalam Ekologi
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu – individu pada tempat yang sama, apakah karena lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama atau penyebaran sosial individu – individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15 – 35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki – laki tua atau anak – anak. Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi ( Southwood, 1876 : 75 ).
Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetic dengan jenis yang bersangkutan, dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki karakteristik kelompok ( statistical measure ) yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan ( density ). Empat parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas ( kelahiran ), mortalitas                   ( kematian ) , imigrasi dan emigrasi ( Tarumingkeng, 1994 ).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sebagai suatu kelompok makhluk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi dua atau populasi setempat. Kelompok – kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota popualsi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan ( Junaidi, 2010 ).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam ( Naughton, 1973 ).
Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama ( takson tertentu ) serta hidup atau menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi memiliki sifat – sifat tertentu, seperti kepadatan ( densitas ), laju atau tingkat kelahiran ( natalitas ), laju atau ingkat kematian ( mortalitas ), sebaran umur dan sex ( rasio bayi, anak, individu muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan ). Sifat – sifat ini dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui atau memahami kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaru perubahan lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran populasi ( jumlah total individu ) yang hidup dalam kawasan tertentu ( Tobing, 2008 : 43 ).
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan geografis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disitu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu – individu pada tempat yang sama, apakah karena lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama atau penyebaran sosial individu – individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia terdiri dari banyak wanita umur 15 – 35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki – laki tua atau anak – anak. Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhri dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi ( Hadisubroto, 1989 ).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa perunit, tau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unita tersebut                           ( Rakhmanda, 2011 ).

2.2  Pengukuran kerapatan multak ialah dengan cara :
1.      Penghitungan menyeluruh yaitu cara paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyajan di suatu daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2.      Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi Peterson    ( Sukarsono, 1992 ).
Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu makhluk hidup yang di maksud             ( sensus ), namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksanaan hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa. Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selian itu pergerakan hewan dari dank e arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan ( Sukarsono, 1992 ).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relative mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture ( Sukarsono, 1992 ).

2.3  Pengertian CMRR
Capture Mark Release Recapture ( CMMR ) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Capture Mark Recapture ( CMR ) merupakan eksperimen yang dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Umum prinsip CMR percobaan adalah untuk menandai individu dalam sesi capture pertama dan kemudian merekam populasi individu yang di tandai dalam sesi merebut kembali berikutnya                ( Petit, 2005 ).
Suatu populasi dapat ditafsirkan sebagai suatu kelompok yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme atau populasi setempat, kelompok – kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar poopulasi atau kerapatan ( Soetjipta, 1992 ).
Perhitungan popilasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung, yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya, untuk sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan – hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relative mudah ditangkap misalnya tikus, belalang, atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture ( CMRR ) ( Suin, 1989 ).
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa persatuan luas persatuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik ( kerapatan spesifik ). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat ( Hadisubroto, 1989 ).
Dalam kejadian yang tidak praktis, untuk menerapkan kerapatan mutlak suatu populasi, ternyata dianggap cukup bila diketahui kerapan nasbi suatu populasi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan absolute dan secara relative. Pada kerapatan relatif jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandinkan dengan jenis lain atau frekuensinya persatuan waktu. Kepadatan relative biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Cara mengukur kerapatan absolute ada, yaitu :
a.       Menghitung seluruh individu di suatu daerah, contoh : sensus
b.      Metode sampling, dengan metode Peterson atau metode eschmeyer ( capture and recapture method ) ( Widyaleksono, 2012 ).
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang – kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap ( trap happy ) atau susah ( trap shy ). Southwood ( 1971 ) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi – asumsi sebagai berikut
Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tidak mudah hilang. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogeny dalam populasi. Populasi harus dalam sistem tertutup ( tidak ada migrasi atau emigrasi dapat dihitung ) Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya. Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap secara semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk ditangkap Sampling dilakukan dengan internal waktu yang tetap
                            

























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari jum,at , tanggal  23 November 2018pukul            08 : 00 – 09 : 40 WIB.Bertempat di laboratorium Terpadu Universitas PGRI  Palembang.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Baskom dan  Sendok
           
3.2.2 Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Air dan  Gula

3.3    Cara Kerja
a)    Letakkan gula pada 3 baskom ukuran sedang
b)   Baskom 1 diberi air dan 3 sendok gula
c)     Baskom 2 diberi air dan 6 sendok gula
d)    Baskom 3 diberi air dan 9 sendok gula
e)     Lalu amati selama 1 jam
f)    Setiap 15 menit diamati, setelah 1 jam adakah di dalam masing – masing baskom
g)    Kemudian hitung banyaknya jumlah semut pada masing – masing baskom






4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai estimasi kelimpahan populasi serangga dengan menggunakan air gula. Perbadingan air gula pada masing – masing baskom. Baskom pertama dengan perbandingan 3 sendok gula semut yang menghampiri sedikit hanya 1 ekor semut, sedangkan baskom ke dua dengan perbandingan 6 sendok gula jumlah semut yang menghampiri atau yang ada semutnya berjumlah 5 dkor semut, dan kemudian baskom yang ketiga  dengan perbandingan 9 sendok jumlah semut lumayan banya dengan jumlah 25 ekor semut. Jadi populasi paling banyak semut terdapat di baskom ke tiga dengan perbandingan gula 9 sendok karena gula paling banyak. Semakin banyak gula yang ditambahkan ke air tersebut, akan semakin banyak pula populasi semut yang menghampiri.
Sebenarnya gula merupakan sumber energy instan yang dapat dengan mudah diolah oleh makhluk hidup. Contohnya saja pada manusia, gula yang masuk dalam tubuh kita akan cepa diubah menjadi glukosa yang kemudian diserap oleh sel – sel tubuh dan menghasilkan energy dalam waktu cepat. Seperti kita ketahui semut merupakan serangga yang sangat aktif. Maka dari itu mereka sangat membutuhkan zat yang dapat dengan mudah dan dapat cepat diolah oleh tubuh menjadi energy. Selain itu kadar semut sangat sensitive menemukan sumber glukosa atau fruktosa. Tetapi mereka tidak hanya makanan yang manis – manis saja mereka juga membutuhkan zat – zat lain sebagai perlengkap yang juga dibutuhkan oleh tubuh mereka.
a.       Persentase pada perlakuan pertama
                                                              i.      1 100
                                                            ii.      100
b.      Persentase pada perlauan kedua

c.       Persentase pada perlakuan ketiga


BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa cara yang di gunakan untuk mengestimasi populasi yang di ukur dengan melakukan 3 percobaan menggunakan air gula, pertama siapkan baskom ke 1 yang diberi 3 sendok gula untuk mengetahui populasi awal. Kemudian baskom ke 2 yang diberi 6 sendok gula dan baskom ke 3 yang diberi 9 sendok gula. Percobaan tersebut untuk mengetahui populasi mana yang paling banyak melakukan  percobaan tersebut selama 1 jam.

5.2 Saran
Saran yang dapat di ajukan adalah selalu jaga kketelitian dan waktu saat melakukan praktikum.













DAFTAR PUSTAKA

Fitri  Rahmi. 2013. Kepadatan Populasi dan Struktur Kelompok Simpai ( Presbytis melalophos ) serta Jenis Tumbuhan Makanannya di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi ( HPPB ) Universitas Andalas Padang : Jurnal Biologi, Vol 2 ( 1 ) : 25 – 30 Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB

Hadisubroto, Tisno ( 1989 ) dalam Dewi Suryani. 2011. Azas – azas dan konsep mengenai Organisasi pada Tingkat Populasi. Padang : Universitas Negeri Padang.
Junaidi, Endri. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis ( Corbicula sp ) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan : Jurnal Penelitian Sains. Vol 13 ( 3 ) Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB

Rahmawati. 2007. Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton di Berbagai Kedalaman Waduk Sutami Karangkates Malang. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Petit adn Valerie. 2005. Estimating Population Size with Noninvasive Capture Mark Recapture Data. Jurnal Conservation Biology. Vol 20 ( 4 ) : 1062 – 1073. Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB

Rakhmanda, Andhika. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. Vol 1 ( 1 ) : 1 – 7. Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB

Sawitri, Reny. 2012. Keragaman Jenis Burung di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Bogor. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol 9 ( 2 ) : 175 – 187. Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB

Soetjipta ( 1992 ) dalam Hendra Marihtot Pasaribu, 2010. Simulasi Estimasi Populasi Hewan. Jambi : Universitas Negeri Jambi.



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN
REPERENSI HEWAN TERHADAP MAKANAN











Disusun Oleh :
Nama         : Syahirul Alim
Nim           : 2017411019.P
Dosen        : Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si






PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018


No comments:

Post a Comment

laporan praktikum paku

BAB I PENDAHULUANA A.Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongantumbuhan yang ...