BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Populasi sebagai kumpulan kelompok makhluk hidup yang
jenis atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic yang
mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling tidak digambarkan secara statistic, unit sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Rakhmanda,.
2011).
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan
untuk melakukan perhitungan kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu
jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa
per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan.
Kepadatan relative dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan
relative biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Kerapatan populasi ialah
ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya
diteliti dan dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa persatuan luas
persatuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu secara
absolute dan secara relative. Pada kerapatan relative jumlah individu tidak
dapat dinyatakan secara pasti melainkan. Dibandingkan dengan jenis lain atau
frekuensinya persatuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolute ada dua, yaitu
menghitung seluruh individu dan metode sampling Soetjipta ( 1992 ).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu Untuk mengetahui kelimpahan populasi serangga.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Populasi dalam Ekologi
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar
pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada
pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan
oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol
sebagai akibat dari tertariknya individu – individu pada tempat yang sama,
apakah karena lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial.
Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar
individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama atau penyebaran sosial
individu – individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi
manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15 – 35 tahun adalah lebih besar
pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki – laki tua atau anak – anak.
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi ( Southwood, 1876 : 75
).
Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok
individu dalam satu spesies atau kelompok lain yang dapat melangsungkan
interaksi genetic dengan jenis yang bersangkutan, dan pada waktu tertentu
menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki
karakteristik kelompok ( statistical measure ) yang tidak dapat diterapkan pada
individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah
kepadatan ( density ). Empat parameter populasi yang mengubah kepadatan
populasi adalah natalitas ( kelahiran ), mortalitas ( kematian ) , imigrasi dan
emigrasi ( Tarumingkeng, 1994 ).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir
dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi.
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sebagai suatu kelompok makhluk yang sama
spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi
dapat dibagi menjadi dua atau populasi setempat. Kelompok – kelompok yang dapat
saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak
dapat diterapkan pada individu anggota popualsi. Karakteristik dasar populasi
adalah besar populasi atau kerapatan ( Junaidi, 2010 ).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu,
biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi
mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan populasi lain
berfluktuasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu
eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan
tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran
dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (
Naughton, 1973 ).
Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai
spesies sama ( takson tertentu ) serta hidup atau menempati kawasan tertentu
pada waktu tertentu. Suatu populasi memiliki sifat – sifat tertentu, seperti
kepadatan ( densitas ), laju atau tingkat kelahiran ( natalitas ), laju atau ingkat
kematian ( mortalitas ), sebaran umur dan sex ( rasio bayi, anak, individu
muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan ). Sifat – sifat ini dapat
dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui atau memahami kondisi suatu
populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaru
perubahan lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan
cerminan ukuran populasi ( jumlah total individu ) yang hidup dalam kawasan
tertentu ( Tobing, 2008 : 43 ).
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar
pada rentangan geografis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada
pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini
disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disitu pihak,
menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu – individu pada tempat
yang sama, apakah karena lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk
fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi
antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama atau
penyebaran sosial individu – individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan
potensial populasi manusia terdiri dari banyak wanita umur 15 – 35 tahun adalah
lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki – laki tua atau
anak – anak. Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhri dari
kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (
Hadisubroto, 1989 ).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan
dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa perunit, tau persatuan luas
atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat
penting diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan
suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unita tersebut ( Rakhmanda, 2011 ).
2.2 Pengukuran
kerapatan multak ialah dengan cara :
1.
Penghitungan
menyeluruh yaitu cara paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di
pertanyajan di suatu daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2.
Metode
cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi Peterson ( Sukarsono, 1992 ).
Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan
populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu makhluk hidup yang di
maksud ( sensus ),
namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksanaan
hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa.
Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa
individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selian itu pergerakan
hewan dari dank e arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan (
Sukarsono, 1992 ).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan
dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa
sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk
menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode
track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relative mudah
ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya
dengan metode capture mark release recapture ( Sukarsono, 1992 ).
2.3 Pengertian
CMRR
Capture Mark Release Recapture ( CMMR ) yaitu
menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan
populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan
besarnya populasi. Capture Mark Recapture ( CMR ) merupakan eksperimen
yang dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi
ukuran populasi pada hewan. Umum prinsip CMR percobaan adalah untuk menandai
individu dalam sesi capture pertama dan kemudian merekam populasi individu yang
di tandai dalam sesi merebut kembali berikutnya ( Petit, 2005 ).
Suatu populasi dapat ditafsirkan sebagai suatu
kelompok yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang
khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme atau populasi setempat, kelompok –
kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan
atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran
statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi.
Karakteristik dasar populasi adalah besar poopulasi atau kerapatan ( Soetjipta,
1992 ).
Perhitungan popilasi baik untuk hewan maupun tumbuhan
dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung,
yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat
hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya, untuk sampling populasi
rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan –
hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count,
sedangkan untuk hewan yang relative mudah ditangkap misalnya tikus, belalang,
atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release
recapture ( CMRR ) ( Suin, 1989 ).
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang
berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai
cacah individu atau biomassa persatuan luas persatuan isi. Kadang kala penting
untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik ( kerapatan spesifik
). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan
kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat (
Hadisubroto, 1989 ).
Dalam kejadian yang tidak praktis, untuk menerapkan
kerapatan mutlak suatu populasi, ternyata dianggap cukup bila diketahui kerapan
nasbi suatu populasi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu
dengan absolute dan secara relative. Pada kerapatan relatif jumlah individu
tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandinkan dengan jenis lain
atau frekuensinya persatuan waktu. Kepadatan relative biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase.
Cara mengukur kerapatan absolute ada, yaitu :
a.
Menghitung
seluruh individu di suatu daerah, contoh : sensus
b.
Metode
sampling, dengan metode Peterson atau metode eschmeyer ( capture and recapture
method ) ( Widyaleksono, 2012 ).
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan,
menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang – kadang ada beberapa hewan
yang bersifat suka ditangkap ( trap happy ) atau susah ( trap shy ). Southwood
( 1971 ) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi – asumsi sebagai
berikut
Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan
tidak mudah hilang. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogeny
dalam populasi. Populasi harus dalam sistem tertutup ( tidak ada
migrasi atau emigrasi dapat dihitung ) Tidak ada
kelahiran atau kematian selama periode sampling. Hewan yang
ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya. Populasi
sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin
dapat ditangkap secara semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk
ditangkap Sampling dilakukan dengan internal waktu yang tetap
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum
dilaksanakan pada hari jum,at
, tanggal 23 November 2018pukul
08 : 00 – 09 : 40 WIB.Bertempat di
laboratorium Terpadu Universitas PGRI
Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Baskom
dan Sendok
3.2.2
Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Air dan Gula
3.3
Cara Kerja
a)
Letakkan
gula pada 3 baskom ukuran sedang
b)
Baskom
1 diberi air dan 3 sendok gula
c)
Baskom 2 diberi air dan 6 sendok gula
d)
Baskom 3 diberi air dan 9 sendok gula
e)
Lalu amati selama 1 jam
f)
Setiap
15 menit diamati, setelah 1 jam adakah di dalam masing – masing baskom
g)
Kemudian hitung banyaknya jumlah semut pada
masing – masing baskom
4.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali ini membahas mengenai estimasi kelimpahan populasi serangga
dengan menggunakan air gula. Perbadingan air gula pada masing – masing baskom.
Baskom pertama dengan perbandingan 3 sendok gula semut yang menghampiri sedikit
hanya 1 ekor semut, sedangkan baskom ke dua dengan perbandingan 6 sendok gula
jumlah semut yang menghampiri atau yang ada semutnya berjumlah 5 dkor semut,
dan kemudian baskom yang ketiga dengan
perbandingan 9 sendok jumlah semut lumayan banya dengan jumlah 25 ekor semut.
Jadi populasi paling banyak semut terdapat di baskom ke tiga dengan
perbandingan gula 9 sendok karena gula paling banyak. Semakin banyak gula yang
ditambahkan ke air tersebut, akan semakin banyak pula populasi semut yang
menghampiri.
Sebenarnya
gula merupakan sumber energy instan yang dapat dengan mudah diolah oleh makhluk
hidup. Contohnya saja pada manusia, gula yang masuk dalam tubuh kita akan cepa
diubah menjadi glukosa yang kemudian diserap oleh sel – sel tubuh dan
menghasilkan energy dalam waktu cepat. Seperti kita ketahui semut merupakan
serangga yang sangat aktif. Maka dari itu mereka sangat membutuhkan zat yang
dapat dengan mudah dan dapat cepat diolah oleh tubuh menjadi energy. Selain itu
kadar semut sangat sensitive menemukan sumber glukosa atau fruktosa. Tetapi
mereka tidak hanya makanan yang manis – manis saja mereka juga membutuhkan zat
– zat lain sebagai perlengkap yang juga dibutuhkan oleh tubuh mereka.
a. Persentase pada perlakuan pertama
i.
1
100
ii.
100
b. Persentase pada perlauan kedua
c. Persentase pada perlakuan ketiga
BAB
IV
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa cara yang di
gunakan untuk mengestimasi populasi yang di ukur dengan melakukan 3 percobaan
menggunakan air gula, pertama siapkan baskom ke 1 yang diberi 3 sendok gula
untuk mengetahui populasi awal. Kemudian baskom ke 2 yang diberi 6 sendok gula
dan baskom ke 3 yang diberi 9 sendok gula. Percobaan tersebut untuk mengetahui
populasi mana yang paling banyak melakukan
percobaan tersebut selama 1 jam.
5.2
Saran
Saran yang dapat di ajukan adalah selalu jaga kketelitian dan waktu saat melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Fitri Rahmi.
2013. Kepadatan Populasi dan Struktur Kelompok Simpai ( Presbytis melalophos ) serta Jenis Tumbuhan Makanannya di Hutan
Pendidikan dan Penelitian Biologi ( HPPB ) Universitas Andalas Padang : Jurnal Biologi, Vol 2 ( 1 ) : 25 – 30 Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB
Hadisubroto, Tisno ( 1989 ) dalam Dewi Suryani. 2011. Azas – azas dan konsep mengenai Organisasi
pada Tingkat Populasi. Padang : Universitas Negeri Padang.
Junaidi, Endri. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola
Distribusi Remis ( Corbicula sp ) di
Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan : Jurnal Penelitian Sains. Vol 13 ( 3 ) Di akses
pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB
Rahmawati. 2007. Pola
Migrasi Vertikal Harian Zooplankton di Berbagai Kedalaman Waduk Sutami
Karangkates Malang. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Petit adn Valerie. 2005. Estimating Population Size
with Noninvasive Capture Mark Recapture Data. Jurnal Conservation Biology. Vol 20 ( 4 ) : 1062 – 1073. Di akses pada tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB
Rakhmanda, Andhika. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda
di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal
Ekologi Perairan. Vol 1 ( 1 ) : 1 – 7. Di akses pada
tanggal 20 November 2018, pada pukul 20.00 WIB
Sawitri, Reny. 2012. Keragaman Jenis Burung di Taman
Nasional Kepulauan Wakatobi dan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Bogor. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.
Vol 9 ( 2 ) : 175 – 187. Di akses pada tanggal 20 November
2018, pada pukul 20.00 WIB
Soetjipta ( 1992 ) dalam Hendra Marihtot Pasaribu,
2010. Simulasi Estimasi Populasi Hewan.
Jambi : Universitas Negeri Jambi.
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN
Disusun Oleh :
Nama
: Syahirul Alim
Nim
: 2017411019.P
Dosen : Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM
STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG 2018
No comments:
Post a Comment