LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
STOMATA

Disusun Oleh :
Nama :
Syahirul Alim
Nim :
2017411019.P
Dosen :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang
berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk
lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup
(Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah
mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya
lubang-lubang yang ada diantaranya.
Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada
submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat
alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat tersebut
bukanlah stomata. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu
permukaannya saja.
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari
sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid
dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi
lubang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya
membuka lubang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada
perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel
penutup turgid lubang membuka dan sel-sel mengendur pori atau lubang menutup .
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan
menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian
dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena
sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel
penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke
arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril
tersebut yang mengakibatkan stomata membuka.
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion
kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya.
Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika
tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel
penjaga.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum stomata ini yaitu :
- Untuk
mengetahui anatomi stomata pada tumbuhan Rheo discolors dan Zea
mays L
- Untuk
mengetahui bagian bagian stomata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stomata
Stomata daun adalah
sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil,
biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang
sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata
memungkinkan CO2 untuk
memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk
air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan
menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar
gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru
diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas
(kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin
banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat
sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan
penyerapan CO2 (Grant
dan Vatnick,2009).
Stomata terdiri atas
sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga.
Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel
tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya
dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi
tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka
stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang
banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap
cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari
kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek
kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu
sendiri.Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan
rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative
besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan
tinggi (Lestari, 2006). Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2
dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan
(transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting
bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas
dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan
mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan
dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore, 1988).
Tidak semua stomata
pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila
selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik
kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan
stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat
tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata
menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan
rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga
naik. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu)
dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat
naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga
transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan
Ross, 1995).
Stomata akan membuka
jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari
satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih
tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel
akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel
tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke
sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan (Lakitan, 1993).
Stomata ini
berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses
fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata
merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan
system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis.
Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan
fotosintesis (Moore, 1988).
Tidak semua stomata
pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila
selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik
kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan
stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat
tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata
menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan
rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga
naik. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu)
dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat
naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga
transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan
Ross, 1995).
Stomata akan membuka
jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari
satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih
tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel
akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel
tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke
sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan (Lakitan, 1993).
Kepadatan stomata
dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida.
Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang
diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel
epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui
dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya
stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson et.al., 2002).
Intensitas cahaya
yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang
diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah
hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2 mulai
konstan. (Nasaruddin, 2002).
Sel penjaga pada
tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti sepasang ginjal. Keunikan dari sel
penjaga ini adalah bahwa serat halus selulosa (cellulose microfibril)
pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan yang demikian
disebut sebagai miselasi radial (radial micellation).
Karena serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap
air, maka sel ini tidak dapat membesar diameternya, tetapi dapat memanjang.
Karena sepasang sel penjaga ini melekat satu sama lain pada kedua ujungya, maka
jka keduanya memanjang (akibat menyerap air) maka keduanya akan melengkung ke
arah luar. Kejadian ini akan menyebabkan celah stomata terbuka (Lakitan,2007).
Kadang stomata hanya
terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua
permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun. Daun
teratai mempunyai stomata di bagian atas daun, dan tumbuhan yang terendam air
tidak memiliki stomata sama sekali. Stomata pada umumnya membuka pada saat
matahari mulai terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga memungkinkan
masuknya COyang diperlukan untuk fotosintesis di siang hari. Umumnya proses
pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap
sepanjang sore (Dwidjoseputro, 1984).
Mikroteknik
merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis,
tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh
mengenai Mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada
wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan
dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses
pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun
pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan Mikroskopis.Salah
satu teknik dalam pembuatan preparat adalah menggunakan metode
wholemount (Hidayat, 1995). Whole mount (Sedian Utuh)
yaitu penyiapan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organ tubuh organisme
secara utuh. Contoh dari tanaman yang dapat dibuat preparat menggunakan
preparat whole mount adalah lumut, sori paku, daun dengan trikoma dan daun
dengan stomata (Zaifbio ).Whole mounth
merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop
tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang
diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun
individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam
wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan
yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Metode pembuatan
preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari
struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap
tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.Tentu saja
tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek
glass.Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar
menjadi lebih rapi dan kecil.Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh
bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya
adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil
saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus
dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan (Wahyuni, 2008).
BAB III
METEDOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari kamis , tanggal 8 November 2018 pukul 08.00-09.30 WIB.Bertempat di
laboratorium Terpadu Universitas PGRI
Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
untuk praktikum yaitu; mikoroskop, kaca pereparat.
3.2.2
Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu; Rheo discolors dan awetan jagung Zea mays L.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1. Siapkanlah
bahan-bahan yang akan di gunakan
2. Siapkan aewtan yang akan digunakan
3. Amatilah
bagian-bagian dari anatomi awetan yang akan
digunakan
4. Gambar atau foto dan tulislah
Keteranagan anatomi yang di amati dengan baik dan benar.
4.2
Pembahasan
Guardcell (sel penutup) atau
disebut juga dengan sel penjaga, tersusun dari dua sel yang sekilas terlihat
simetris dan pada umumnya memiliki bentuk ginjal. Sel penutup adalah kimpulan
beberapa sel hidup atau aktif dan memiliki kloroplas
Aperture atau porus (celah)bagian
ini memiliki bentuk berupa libang kecil dan terletak diantara kedua sel penutup.
sel penutupmampu mengatur proses membuka atau menutupporus,sesuai perubahan
yang terjadi pada osmosisnya.
Subsidiary cell (sel tetangga)
Subsidiary cell atau lebi dilenal dengan ialah sel tetangga yang mengelilingi
atau yang berdampingan pada sel-sel penutup. Sel ini umumnya tersusun lebi dari
dua buah yang secara khusus melakuakan
fungsinya secara berasosiasis
dengan sel penutup.
Ruang udara dalam adalah suatu
ruang antara sel dengan bentuk yang besar dan memiliki fungsi ganda ketika
melakuakan proses foto sintesis,transpirasi, dan respirasi. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi
bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk
pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk
memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk
air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan
menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar
gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru
diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas
(kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin
banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat
sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan
penyerapan CO2 (Grant
dan Vatnick,2009).
Stomata terdiri atas sel penjaga
dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup
dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena
perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam
absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap
cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup
sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan
dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan
menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat
efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui
penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan,
habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel
buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi
kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
Stomata ini berfungsi sebagai jalan
masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan
penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata
sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang
berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan
stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore,
1988).
Tidak semua stomata pada spesies
sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila selisih
kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal
itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata,
respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat
cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup.
Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air,
atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik.
Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan
peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya
suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi
meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
Stomata akan membuka jika kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke
potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak
bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi
air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah
bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stomata merupakan bagian pada epidermis
organ tumbuhan yang terdiri dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus
yang disebut sel penjaga. Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori
stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer
dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah
epidermis.
Fungsi stomata yaitu Sebagai jalan
masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, Sebagai jalan
penguapan (transpirasi), juga Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Pada saat stomata membuka akan terjadi
akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel
tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel
penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali
keluar sel penjaga.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis.
5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya
mengamati dengan teliti bagian –bagian stomata dan bentuknya sebaiknya dijelaskan terlebih
dahulu materi yang berkaitan dengan praktikum agar praktikan menjadi lebih
mudah dalam melakukan praktikum. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro,
D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Gembong
T. 1978. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Hidayat,
E.B. 1985. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung : Penerbit ITB
Jumin, H.B.l992. Ekologi
Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Rajawali Pers.jakarta.
No comments:
Post a Comment